Sekitar satu bulan yang lalu saya melakukan perjalanan menuju sebuah curug di cipari, namanya curug pengantin. Kami pergi tepatnya 25 Desember 2021 pada hari minggu pukul 15.30 WIB dan dimulai dari rumahnya aziz.
Kami ke curug pengantin untuk mengetahui bagaimana keadaan alam disana dan seperti apa Curug ini, menurut beberapa kabar yang beredar curug ini sangat indah untuk sebuah curug didesa.
kami berangkat 4 orang, saya, Aror, Fajar dan Aziz. Rencana kami berangkat jam 9 pagi, namun karena kebiasaan waktu yang mulur, akhirnya kami berangkat jam 15.30, lumayan lama mulurny.
Kami berangkat dengan 2 orang sudah mengetahui keadaan dan kondisinya, namun mereka tahu beberapa tahun yang lalu, jadi sangat mungkin sekali keadaan sudah berubah 100 persen.
Dan ternyata tanda-tanda itu benar, kami berangkat mereka semua lupa tempat yang akan di tuju, padahal katanya sudah pernah kesana.
setelah sampai disalah satu rumah terakhir sebelum menuju ke hutan, kami sampai dirumah nenek yang dengan ramah menyapa kami.
” Motornya bawa aja diatas teras, sebentar lagi hujan ” ucap beliau.
pertama datang saya hanya melihat sebuah rumah yang menurut saya kurang layak ditempati, namun penghuni rumah itu terlihat sangat ramah dan sangat menghormati baik kepada orang baru.
saat kami mau masuk ke hutan, beliau dengan nada yang lirih memberikan kami saran sebelum masuk kehutan, beliau juga memberikan sedikit saran supaya berhati-hati karena lumayan jauh masuk kedalam hutannya.
Setelah sekian lama sedikit mendengarkan omongan seorang nenek kami pun pamit untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah pamit sembari meminta izin menitipkan motor, kami pun berangkat masuk kedalam hutan untuk mencari sebuah curug ditengah hutan yang dalam.
dalam perjalanan kami melewati perkebunan jeruk, karet dan perkebunan pohon lainnya. Suasana semakin sore dan langit-pun mendung membuat suasana terasa mencekam dan menakutkan.
Keadaan gelap gulita seakan-akan malam akan datang dengan begitu cepatnya. Setelah kami berjalan melewati sebuah perkebunan akhirnya kami harus berjalan melalui sungai yang sumbernya berasal dari Curug.
Airnya tidak begitu dalam, namun bebatuannya membuat medan semakin susah, apalagi batuannya juga sedikit licin, beberapa teman kami ada yang tergelincir, dan alkhamdulillah tidak terjadi apa-apa.
Suasana pun sudah mulai bertambah gelap, perjalanan belum sampai ke tujuan, kami masih merasakan sulit yang amat sulit untuk berjalan diatas bebatuan yang dialiri air.
perjalanan yang sudah begitu lama membuat saya penasaran, karena dari kabar yang didapat curugnya tidak begitu dalam, namun setengah jam perjalanan belum juga terlihat tanda-tanda curug semakin dekat.
Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB dan suasana sudah seperti Maghrib, karena sudah sore dan kami tidak membawa perlengkapan safety dan camping, akhirnya ditengah perjalanan kami putuskan pulang.
Munkin sedikit lagi sampai, namun keadaan yang sudah sore, takut hujan dan gelap, apalagi kami belum sholat, kita putuskan kembali untuk pulang.
Kami sedikit istirahat sejenak sebelum akhirnya menuju perjalanan pulang, kami sedikit foto-foto dan ngobrol tentang perjalanan itu dengan teman-teman.
setelah dirasa cukup istirahatnya, kami putuskan langsung kembali, walaupun begitu bukan berarti susah payah itu selesai, ternyata perjalanan pulang medannya lebih menakutkan. Selain gelap, karena memang dipegunungan jadi kondisi sungai sedikit kebawah, dan artinya kami turun di bebatuan yang licin sekali.
Munkin memang tidak terlalu curam, namun jika terpeleset bisa mengakibatkan keseleo dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.
Dalam perjalanan pulang, dua teman kami yang sudah pernah ke tkp dulu yaitu Aziz dan Aror bercerita bahwa lokasinya sudah berbeda tidak seperti dulu.
Ada jembatan yang dulunya ada sekarang tidak ada, dan jalannya pun sudah tidak terlihat, hal ini yang membuat kami menuju Curugnya melalui sungai yang sumbernya langsung dari curug.
Konon katanya, kenapa Curug ini diberi curug Pengantin karena dulu ada pasangan pengantin yang meninggal disitu, namun ini belum bisa dibuktikan kebenarannya, cerita itu juga hanya terdengar dari mulut ke mulut.
ada baiknya ketika kita ke tempat baru jangan pernah mencari mitos-mitosnya, cukup dengarkan saran dari orang dan hormati saran mereka, jangan pernah takut dengan hal-hal gaib. Karena dunia kita sudah berbeda, namun tetap saja ketika di alam bebas jangan se enaknya, karena kita juga diajarkan untuk berbuat sesuatu sesuai apa yang diajarkan oleh guru-guru kita.
Selain jangan pernah kotori alam dengan sampah, kita juga harus jangan kotori alam dengan kemaksiatan.
Untuk vidio Youtubenya dibawah ini