Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh, dikesempatan yang berbahagia kali ini saya ingin berbagi cerita tentang lesehan 99 Wanareja, sebuah tempat indah dengan lingkungan alam bebas yang memanjakan mata. Siapa sangka tempat yang lokasinya diatas gunung dan aksesnya begitu sulit terdapat sebuah cafe dan kolam renang yang indah.
Berawal dari sebuah foto di facebook yang membagikan momen ketika berada di Lesehan 99 Wanareja membuat saya penasaran untuk mengetahui tempatnya secara langsung.
Sebagai dari bagian ekspedisi Cilacap apik, saya mencoba ingin menggali lebih dalam wisata di kabupaten Cilacap tercinta ini, karena dari sudut pandang yang saya ketahui, wisata di Cilacap masih tertinggal jauh ketimbang kabupaten tetangga, sebut saja Kab. Banyumas yang memiliki banyak sekali tempat wisata.
Dengan adanya ekspedisi Cilacap apik ini, saya berharap saya bisa terus menggali potensi wisata dan memperkenalkan wisata di Cilacap kepada khalayak ramai, tentunya melalui tulisan ini dan vidio saya di YouTube, jika anda mendukung saya silahkan Subscribe channel YouTube saya dan follow akun media sosial saya.
Pada tanggal 27 Rajab 1442 H yang lalu, ketika libur, saya mencoba ingin mengeksplorasi sebuah tempat yang sudah saya list untuk tempat yang wajib dikunjungi. yaitu Lesehan 99 Wanareja.
Awal tahu info ini saya hanya mengira bahwa tempat ini hanya sebuah kolam renang biasa, tapi dugaan itu salah.
Berawal dari rasa penasaran, pukul 10.00 WiB saya mencoba menghubungi teman-teman saya yang sudah terbiasa untuk menjelajahi tempat-tempat baru yang memiliki keindahan lebih menurut kami, mereka adalah Aziz dan Fajar. Hanya mereka berdua yang selalu konsisten untuk jalan-jalan.
” Yuk kita ekplore tempat ini, udah penasaran sekali, lagian kita kan udah lama belum jalan-jalan nih, dari pada gabut dirumah kan, ” awal sebuah percakapan saya di group yang kami buat untuk mendiskusikan jalan-jalan.
” Yuk berangkat, eh, itu fajar gimana, ada tugas kuliah tidak, kalo saya sih oke-oke saja, saya ngikut kalian aja ” Jawab Aziz dengan rasa pede.
” Ayok berangkat, tapi nanti habis dhuhur aku ada kuliah nih, tapi ya gak masalah nanti kuliah di jalan aja ” Jawab fajar,
awal dengar cerita kuliah di jalan membuat saya ketawa, kok bisa-bisanya kuliah di jalan, ” Haha.. ” candaku kepada teman-teman.
singkat cerita setelah percakapan bertele-tele yang begitu panjang di group, akhirnya saya meluncur kerumah fajar, dan sambil menunggu aziz yang biasa telat.
jam 10.00 kita berangkat dengan penuh kepastian, walaupun waktunya mulur, sebenarnya kita sudah mendiskusikan hal ini dari pagi, tapi namanya juga WIB waktu Indonesia bertambah, jadi nambah juga akhirnya, haha
perjalanan dari rumah menuju lokasi aman dan terkendali, jalan halus dengan sedikit lobang dan polisi tidur, tentunya ini berlaku saat kami berjalan dari rumah sampai masuk ke gang lokasi, tepatnya setelah masuk lebih jauh dari alun-alun Wanareja, karena untuk menuju lokasi memang melalui jalan sebelah alun-alun.
Roda terus berputar dengan tenang, mata memandang sekeliling banyak sekali rumah, hingga jalan mulai naik turun dan berlobang, berawal dari satu lobang ke banyak lobang.
setelah bersabar di kendaraan dengan medan yang sulit, rasa penasaran terus menghantui apakah jalannya masih jauh? terus terusan pertanyaan itu muncul, tidak terasa banyak hal di lewati, mulai dari jalan yang di pinggir langsung jurang, jalan di sekitar gunung yang sedang di tebangi, jalan aspalnya udah ancur lebur dan tanjakan yang tingginya membuat kaget, takut motornya tidak kuat.
walaupun begitu, ketika kita menuju lokasi, kita di suguhkan dengan pemandangan-pemandangan alam dari ketinggian, dan itu akan sedikit mengobati rasa kesal kita di atas kendaraan yang tidak tahu kapan sampainya.
Selain itu, saya juga menemukan beberapa hal menarik di tengah-tengah perjalanan, ketika perjalanan banyak didominasi oleh hutan, saya menemukan ada sebuah cafe yang menurut saya lumayan modern berada di tengah-tengah hutan, menurut saya ini unik sekali. Ada juga sebuah perkebunan cabe yang tidak begitu banyak ditanam di pegunungan seperti sistem terasering sawah, yang anehnya tumbuhan cabe itu tertutup oleh dedaunan yang tinggi-tinggi, menurut pengamatan saya sinar matahari gak masuk ini, tapi anehnya tumbuhan cabe ini tetap berbuah banyak.
Setelah perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan, akhirnya mata tertuju pada sebuah gedung tinggi dan lumayan besar di atas gunung dan di tengah hutan, dalam hati ” Ini apaan ada gedung seperti ini di atas gunung, jalan juga mengecil kalo diterusin ” dan ketika berhenti tepat di samping gedung itu, dan mata menengok ke kanan, terdapat sebuah bangunan yang tertulis selamat datang di Lesehan 99 Wanareja.
” Alkhamdulillah sudah sampai, ” Ucapku keras
setelah memarkirkan motor kita pun berdiskusi untuk masuk, dan dipintu masuk sudah ditunggu oleh penjaga dengan menyodorkan tiket masuk kalo tidak salah satu orang 10.000 itu ada kembaliannya, saya lupa itu.
setelah tiket dibayarkan kita pun masuk, dan ketika masuk kita hanya bilang ” MasyaAllah, kok ada tempat seperti ini di tempat nan jauh masuk kedalam hutan “
Ternyata orang-orang yang tinggal di ketinggian dan didalam hutan mereka tidak tertinggal dalam hal informasi dan kreativitas, hanya saja mereka kurang dukungan dalam infrastruktur jalan yang seharusnya bisa memudahkan dan menambah besar ekonomi disana.
Sebenarnya awal sampai disana saya sedikit kecewa karena kok depannya bangunannya biasa saja, kayak tidak ada yang istimewa, tapi setelah masuk ke dalam ternyata berbeda dengan luarnya.
didalamnya sungguh indah, terdapat lesehan saung dan tempat duduk di pinggir kolam renang yang enak buat ngobrol-ngobrol, apalagi ngobrolin masa depan, sungguh tempat yang indah.
Selain itu jika kamu kamu lelah dari perjalanan kamu juga bisa langsung renang dikolam renang yang langsung menghadap ke jurang. tentunya sensasinya beda dengan kolam renang yang berada di kota-kota.
Namun sesampainya saya disana, saya tidak langsung jalan-jalan dipinggir kolam renang dan melihat-lihat pemandangan alam yang disuguhkan, tapi kami memilih untuk duduk di lesehan sambil berbincang-bincang dengan santai.
Terkadang ngobrol di tempat yang indah membuat obrolan lebih nyaman dan akan selalu ada hal baru yang menjadi bahan obrolan.
Setelag ngobrol sekian lama sambil membaca menu-menu yang ada, kita pun memesan sebuah Kopi dan Mie Ayam, teman saya ada yang pesan Stik dan makanan ala ala cafe lainnya saya lupa namanya, tinggal panggil pelayan tidak perlu lama makanan pun datang.
Saking asyiknya kami ngobrol tiba-tiba mendung yang dibarengi hujan pun datang, seketika cuaca menambah dingin, dan kesempatan kita untuk turun melihat kolam renang dan pemandangan menjadi semakin berkurang, hujan yang begitu lama hingga hampir mendekati asar hujan baru mulai reda, namun gerimis masih menyelimuti cuaca disana, dengan sedikit keberanian takut tidak bisa mengekplore lokasi lebih jauh, kita putuskan menerjang gerimis dan melihat-lihat lokasi.
Walaupun kita menerjang gerimis, pemandangan tetap kurang begitu kami nikmati karena mendung yang hitam terus berjalan-jalan di depan kami, dan sinar matahari pun terhalang.
Setelah dirasa cukup akhirnya kami kembali lagi ke tempat duduk semula dilesehan, tidak berlangsung lama hujan pun kembali deras, seakan akan mengurung kami untuk tetap disitu.
Hari pun mulai beranjak malam, hujan terus mengguyur, kami mulai panik, karena takut tidak bisa pulang, mengingat hujan jalannya licin dan waktu mulai malam, maka kemungkinan buruk makin berpotensi lebih banyak.
Maghrib pun tiba, kami putuskan untuk sholat sambil berdoa semoga hujan ini cepat reda, namun hujan tetap saja terus turun dengan derasnya. Andaikan itu air mata, air mata siapa? hehe
selesai sholat kami putuskan untuk ngobrol dam memesan makanan kembali, karena waktu sudah mulai malam dan perut sudah waktunya harus di isi, akhirnya kita makan lagi sambil ngobrol untuk menunggu hujan mereda.
disela-sela obrolan, tiba-tiba ada pelayan memberikan kopi, mereka kira kita memesan ternyata salah orang, sebelum pelayan itu memberikan kepada pemesan aslinya, saya bertanya ” Mas ini cafe biasanya tutup jam berapa? ” tanyaku, ” Jam 21.00 an mas, ” jawab pelayan dengan ramah.
Hal itu saya tanyakan takutnya hujan terus berlanjut, jadi terpaksa kita harus menerjang hujan jika cafe tutup.
Ada masalah disaat kami disana, disaat kami membutuhkan koneksi Internet ternyata sinyal kami sangat susah, beberapa operator seluler tidak ada sinyalnya ketika sampai disana.
Sebenarnya pihak Cafe sudah memberikan fasilitas wifi dengan biaya yang terjangkau untuk memudahkan pengunjung tersambung dengan internet, namun ketika kami sampai disana wifi sedang mengalami gangguan, jadi kami terpaksa hampir satu hari lebih tanpa akses ke internet.
Pukul 20.00 hujan pun mulai reda dan kami putuskan pulang, takut hujannya tidak berhenti dan bertambah deras lagi, jadi kami nekat pulang.
Perjalanan malam hari sangat menyulitkan bagi saya, dan sangat berbahaya, selain jalan licin lampu motor juga tidak maksimal, namun kita coba untuk pelan-pelan dan berhati-hati.
hingga setengah perjalanan kami turun, tiba-tiba jalan terlihat putih bersih, ini berarti tidak terjadi hujan disini. Dan kami pun terlihat seperti seorang yang aneh, ketika orang-orang yang berjalan dijalan menggunakan pakaian yang kering dan tidak ada tanda-tanda terkena Air, kami palah menggunakan pakaian yang basah.
Dan sebenarnya itu sering terjadi ketika kalian sering melakukan perjalanan ke gunung atau kedataran tinggi, cuaca disana sangat tidak menentu dan dapat dengan cepat berganti cuaca.
itulah sedikit kisahku di Wanareja, ayo kita kunjungi tempat yang belum pernah kita kunjungi