Minggu 31 Oktober 2021, suasana gabut menghantui perasaan saya, kurang lebih jam 8 pagi lebih sekian, mondar-mandir tanpa tahu apa yang sedang dipikirkan ini otak.
Jam 9 teng, tiba-tiba teman WhatsApp, bercerita tentang no. rekening, namanya Aris, dia meminta alamat rekening salah satu bank untuk menerima transferan pembayaran gaji dari tempatnya bekerja.
Namun hal itu sudah telat, karena sudah minggu jadi kantor libur dan tidak bisa mentransferkan gajinya, jadi obrolan kita hampir kayak sia-sia.
MasyaAllah
Awalnya beberapa hari lalu, ia mengajak saya untuk liburan setelah ia gajian, namun karena pada waktu libur ia belum gajian, akhirnya mengurungkan niatnya.
Nah pada minggu yang akhirnya ia hanya bercerita tentang gajian dan hp nya yang minta ganti, lumayan panjang ceritanya, namun itunya pengin liburan dan ganti hp setelah uang gajian ditransfer.
Karena memang libur dan tidak ada transferan kiriman, dan sama-sama gabut dihari minggu, akhirnya saya putuskan untuk mengajaknya liburan.
” Ayolah berangkat, ada duit apa enggak, penting ada bensin, ya nanti kita ngopi-ngopi aja, terus pulang ” ajak ku dalam vn di hp.
awalnya dia ragu namun, setelah saya yakinkan akhirnya dia mau berangkat. Dan saya pun bergegas menghampiri nya ke rumahnya, dan kami pun berangkat sekitar jam 9.30 an.
di perjalanan sebenarnya kami bingung, ini mau kemana, kok nggak ada tujuan
” Mau kemana kita? ” ucap Aris
” Terserahmu lah, saya ngikut saja ” balasku,
lumayan lama memperdebatkan ini, namun sampai pada kata ia bilang
” Kan kamu yang sering pergi, udah saya nurut aja ” celetuk Aris,
” ya sudah, kita ke lembag putri saja, saya penasaran soallnya “
dan tanpa perlu waktu lama, ia pun setuju, hingga akhirnya kami pun pergi dengan laju yang dipercepat.
Sampailah kami di pintu masuk lembah putri, disana terlihat sepi dan hanya terlihat sebuah jalan yang sudah di penuhi semak-semak, sehingga jalan masuk yang tadinya sudah lebah, karena adanya semak-semak jadi menyempit.
Namun sebelum kami berangkat, kami melihat seseorang yang sedang berjualan tepat di pinggir jalan dekat jalan pintu masuk ke lembah putri.
Orang itu berjualan Rambutan, nah karena kami bingung, ini tempat wisata kok sepi jadi kami sepakat untuk bertanya saja pada penjual ini.
Karena kami tidak merasa enak jika hanya sekedar bertanya, akhirnya kami putuskan untuk membeli rambutannya sambil bertanya-tanya.
” Pak ini rambutannya mudah di makan tidak? “
” Mudah ini, coba saja, rambutannya juga manis ” jawab penjual
” ini berapaan pak? “
” 10.000 saja mas “
” oh ya udah beli satu pak, ngomong-ngomong ini benar yah pak jalan menuju lembag putri? ” tanya saya
” Iya bener, ” jawab penjual
” kok sepi yah pak, apa memang biasanya seperti ini? “
” ya biasanya ada kok, anak muda-muda kesini, munkin belum pada datang ” jawab penjual
” Oh ya udah pak, terimakasih ” ucapan terakhir saya sambil menuju motor.
dan akhirnya kami teruskan perjalanan saya, tidak perlu masuk terlalu dalam susah masuk gerbang masuknya, dan terlihat sepi tidak ada yang jaga dan tidak ada tiket.
Kami terus berjalan menggunakan motor kami, tanpa perlu jalan terlalu jauh, jalan sudah mulai menanjak dengan cepat, sehingga sangat miring sekali jalannya.
Kami kira motor yang tidak normal bisa saja mundur lagi, karena memang benar-benar tinggi tanjakannya.
sampai di atas sudah mulai terlihat pemandangan yang indah, dan kami meliat pantai yang begitu indah dan laut yang begitu luas, sembari menengok ke samping kanan, kami melihat gunung dan pepohonan hijau yang sejuk dipandang mata.
Sepi, itulah kesan pertama yang kami rasakan, sehingga enak sekali untuk healing. dan tidak berpapasan dengan orang lain ataupun orang sekitar, karena disitu hanya jalan yang mulai rusak dan hutan-hutan.
kami berhenti di sebuah tikungan, yang disampingnya jurang, dan dari situ memperlihatkan pemandangan laut dan gunung.
sembari memakan rambutan, kami juga ngobrol sebentar sambil melihat lihat sekitar.
kami melihat sebuah tangga menuju ke atas yang di bangun dengan cor-coran, dan karena sudah berlumuran lumut terlihat seperti tangga candi yang sudah dibangun ratusan abad silam.
Tapi kami tidak bisa naik, karena beresiko. Resiko disini kami harus meninggalkan motor kami disekitar yang tidak ada penjagaanya, jadi kami putuskan melihat-lihat dan mengamati.
Jika di amati, tangga itu akan membawa yang manikinya ke atas bukit yang lebih tinggi, yang mungkin akan menyuguhkan pemandangan yang lebih indah dari tempat kami yang sedang kami pijak.
setelah sekian lama, kami putuskan untuk meneruskan perjalanan, menyusuri jalan di atas alat, kanan kirinya semak belukar, hampir semua jalan kami lewati dan kami ekplore, dan semua menghubungkan sebuah tempat lapang yang sedikit luas yang isinya semak-semak.
Disana yang kami temukan hanya sampah, dan seperti tidak terawat. di samping jalan juga kami menemukan tiang listrik yang tidak ada kabelnya.
Walaupun tempatnya seperti tidak terawat, namun jalannya masih banyak yang halus, dan hanya beberapa yang mulai rusak. Dan pemandangan alam disana pun masih indag, hanya lingkungan sekitar terkadang terdapat beberapa sampah.
setelah sekian lama muter-muter menyusuri jalan, akhirnya kami menemukan sebuah mushola yang berdiri di pinggir tebing, bawahnya laut, sekitar mushola terlihat bersih, dan musholla nya juga indah, namun kondisi dalamnya sudah tidak bisa dipakai.
dari mushola ini, kita bisa melihat laut yang begitu luas, dan sangat asyik sekali untuk merefresh pikiran, sambil mengingat-ingat kebesaran Allah, begitu indah ciptaanya. Sampai kadang kita lupa bahwa keindahan alam ini semata-mata untuk manusia, tapi banyak sekali manusia yang lalai akan nikmat tuhannya.
Pukul 12.00, setelah dirasa cukup, dan melihat langit mulai mendung kami putuskan untuk pulang. Dan inilah vidio yang berhasil saya dokumentasikan