Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Tidak terasa bulan ramadhan sebentar lagi pergi, hari ini kita sudah sampai di ramadhan ke 29. Rasa sedih dan rasa senang bercampur menjadi satu dalam satu rasa dalam diri saya. Yang intine mboh rasane apa.
Sedih karena sebentar lagi meninggalkan bulan yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan, senang karena sebentar lagi menuju hari kemenangan, dimana diri setiap muslim akan menjadi diri yang baru, suci bersih bagaikan bayi yang baru di lahirkan. Di hari itu pula hari kemenangan setelah 30 hari berpuasa menahan segala hal yang bisa membatalkan puasa.
Diakhir bulan ramadhan, ada beberapa hal yang menjadi hal yang harus ada. Seperti pakaian baru, baik sandal, sarung, celana, baju, gamis, kopiah dan segala hal yang kaitannya dengan pakaian.
Tanpa pakaian baru, bagi sebagian orang terasa kurang lengkap disetiap lebaran. Khususnya bagi anak-anak muda.
Lebaran memang menjadi seperti ajang pamer, tapi itu jika kita melihat dari sisi negatif. Bagi kita yang berfikiran positif, dengan hal-hal baru di lebaran menjadikan umat islam terlihat indah dan penuh dengan kemilauan. Tapi bagi yang tidak bisa mendapatkan pakaian baru, jangan berkecil hati, karena lebaran tidak harus dengan sesuatu yang baru, karena yang paling utama adalah hati kita yang baru, yang bersih, tanpa ada noda lagi. Seperti noda-noda iri, dengki, hasad dan hal-hal lain yang membuat hati kita kotor.
Dibalik sesuatu yang baru itu pasti ada tempat di mana barang baru itu didapat. Seperti pakaian baru, didapat dari sebuah pasar atau toko.
Di desa, salah satu pilihan yang menjadi tempat favorit masyarakat desa adalah pasar. Setiap tahun, pasar akan mengalami prepegan, atau hari terakhir pasaran sebelum Lebaran. Setidaknya itu yang saya pahami dari istilah di desa.
Karena hari terakhir, tentunya pasar sangat padat oleh orang-orang yang ingin belanja berbagai hal, selain pakaian, hal yang tidak boleh ketinggalan adalah bahan makanan pokok, selain makan pokok, makanan-makanan ringan di pasar juga banyak di cari, mengingat ketika lebaran akan banyak yang datang, jadi akan seperti hal wajib membeli makanan ringan untuk suguhan para tamu.
Pasaran terakhir sebelum lebaran seperti menjadi berkah tersendiri bagi para penjual, karena di pasar terakhir sebelum lebaran hampir setiap barang yang di jual di pasar laku banyak. Jadi sangat wajar hari ini sangat di tunggu-tunggu penjual.
Di hari terakhir pasaran juga banyak sekali anak-anak kecil yang datang dengan orang tuanya berbondong-bondong datang untuk mencari pakaian dengan wajah penuh gembira. Beberapa wajah orang tua terlihat seperti panik, tapi itu sudah menjadi hal biasa, beberapa orang tua ada yang khawatir karena membawa anak kecil. Seperti yang kita ketahui, anak-anak pastinya senang ke pasar karena banyak yang berfikiran kalo ke pasar bisa memilih hal yang di sukai, dan bisa di bawa pulang. Sebagian anak memilih banyak hal yang di minta, jika tidak mereka akan menangis, tentu saja ini menjadi kekhawatiran orang tua. Pasti akan terasa malu jika anaknya meminta tapi tidak bisa menuruti kemauannya, karena akan banyak orang di pasar yang mengetahuinya, dan pastinya akan menjadi sorotan.
Beberapa orang berfikir, ketika anaknya menangis di pasar karena ingin sesuatu tetapi tidak dapat membelikannya bisa membuat pikiran negatif ke orang lain.
Mereka berfikir bisa saja orang lain berfikir bahwa ia menjadi orang tua yang tidak mampu. Namun tidak semua orang berfikiran seperti itu.
Bagi saya, ketika anak meminta tidaklah perlu selalu dituruti, karena demi kebaikan anak. Karena anak tidaklah selalu meminta hal yang sepatutnya diminta, jadi wajar jika orang tua tidak memberikannya.
Sebagai orang tua, pasti tidak mau anaknya terluka. Seperti halnya anak yang meminta pisau, walaupun menangis orang tua pasti tidak akan memberikan pisau. Karena orang tua pasti tahu, bisa itu bisa melukainya.
Begitupun dengan terlalu memanjakan anak, pasti bisa melukainya juga.