DiaryTravel

Pantai Madasari Pangandaran. Tempat Nyunrise di Bibir Pantai

248
×

Pantai Madasari Pangandaran. Tempat Nyunrise di Bibir Pantai

Share this article
Pantai Madasari Pangandaran
Pantai Madasari Pangandaran

Malam sabtu, saya ribut dengan teman-teman, terutama teman yang biasa pergi bersama untuk jalan-jalan, bingung menentukan lokasi kemana kaki ini akan melangkah dan kemana arah tujuan yang akan di tuju untuk tujuan selanjutnya.


Bingung-bingung dan bingung, semula rencana ingin ke pantai lampion Kebumen, namun hal itu urung dilakukan karena teman ada yang memutuskan untuk tidak ikut karena alasan ingin pijat. Salah satu teman kami, fajar atau yang biasa kami anggap sebagai manager tour mengatakan kepada kami “ Jika tidak berempat kita ganti tujuan aja yah? “ saya pun mengiyakan.

Scrool Down
Scrool Down To Continue Reading..


Dan sabtu sore, ketika kita mau berangkat satu teman sudah diputuskan tidak bisa berangkat, akhirnya kita hanya berangkat bertiga, alhasil satu motor tersisa misteri jok belakangnya.
Seperti rencana awal, karena bertiga jadi kita putuskan ke Jawa Barat, yaitu pantai Madasari. Bagi saya pantai ini sangat asing, karena baru pertama kali tahu pantai ini, namun bagi fajar pantai ini sudah mulai terbiasa, karena dulu sempat kesini, ia pernah padasari bertepatan setelah satu minggu Penyanyi Fiersa Besari berkunjung ke pantai tersebut.


Pukul 06.30 Malam, kita putuskan berangkat setelah sholat maghrib. Sebenarnya rencana awal kami berangkat jam 05.00 sore, namun karena ada salah satu teman yang munkin sibuk akhirnya lumayan mulur waktu berangkat, biasa WIB, waktu Indonesia bertambah.


Sebenarnya saya dan Aziz, sampai dirumah fajar jam setengah 6 sore kurang sedikit. Namun setiap perjalanan yang kami jalani pasti mundur, entah satu jam atau 2 jam atau lebih, terkadang mundur karena belum berkumpul, ataupun mundur karena sudah berkumpul tapi lebih memilih istirahat dulu ditempat berkumpul.
Setengah 6 sudah kumpul, kami rehat sejenak, bercerita panjang kali lebar dan tidak terasa waktupun berjalan hingga sampai Maghrib kami masih di tempat berkumpul, dirumahnya fajar. Karena memang sudah maghrib, akhirnya kami putuskan untuk sholat Maghrib dulu supaya di jalan tidak gugup dan merasa lebih nyantai dan enjoi.


selesai sholat kami pun bergegas bersiap-siap, saling absen “ sudah bawa apa aja? Apa yang kurang kira-kira? “ setelah diabsen dan ditanyai apa saja yang belum dan sudah, kami pun terus berjalan menuju lokasi.
Nah ini yang paling penting, ketika kita mau pergi, apalagi camping, persiapan perlu sekali, terutama persiapan yang matang, seperti tenda dan barang-barang kecil yang sangat membantu untuk digunakan di tempat camp, karena jika barang-barang yang kita perlukan sudah kita bawa, otomatis akan menambah rasa nyaman kita saat disana, terutama bisa menghemat biaya juga karena uang tidak perlu digunakan untuk membeli yang kurang yang padahal bisa kita bawa dari rumah, tapi karena kelupaan jadi akhirnya harus beli, kan mubazir juga, karena ujung-ujungnya tidak akan dipakai kalo sudah dirumah.

Baca Juga :  Wisata Alam Desa Limpakuwus Kabupaten Banyumas


Perjalanan pun dimulai setelah semua sudah ok, angin jalanan pada malam hari pun sudah terasa di kulit, terasa dingin dan menenangkan, lampu-lampu kendaran menyala dengan terang dan silau, rumah-rumah makan yang dihiasi dengan lampu menampakan keindahannya dimalam hari dengan berbagai kerlap kerlip lampu yang berwarna-warni.


Awan hitam terus mengikuti sepanjang perjalanan kami, was-was akan turun hujan juga menghantui mengingat sudah mulai musim penghujan. Namun rasa yakin yang tinggi tidak menciutkan mental kami, perjalananpun terus berlanjut hingga di Indomaret Cikembulan, Pangandaran.
Kami rehat sejenak sambil belanja keperluan untuk ngecamp, terutama keperluan perut yang sudah pasti menjadi tujuan utama.


Sebenarnya inginnya kami belanja di toko warga, namun kami sangat jarang menemui toko warga yang isinya lengkap sesuai dengan keinginan kami. Ya mau tidak mau ke Indomaret, belanja selesai dan kami kami istirahat sejenak di kursi yang disediakan Indomaret didepan toko.
Tidak lama kemudian telepon berbunyi, sekitar jam 8 malam. Ternyata suara teman kami yang bernama budi yang ingin ikut pergi untuk camping.


Sebenarnya ia sudah ingin ikut dari kemarin, tapi karena ia ada jadwal harus kerumah dokter dulu untuk periksa, dan jadwalnya tidak bisa dirubah, akhirnya kami putuskan untuk pergi bertiga dan ia pun sudah mengiyakan tidak papa.


Sebenarnya bukan kami tidak mau menunggu, tapi mengingat lokasi pantai yang berjarak 2 jam dari rumah, ini sangat memakan waktu sekali. Hingga akhirnya terpaksa kami tinggal, mengingat perjajalan juga malam dan tidak munkin untuk menunggu ia sampai selesai ke dokter.


Namun tanpa kami sangka, ketika kami istirahat di Cikembulan, ia telvon dan mengatakan keinginanannya untuk menyusul kami, dan kami iyakan untuk menunggu selama satu jam, dan benar setelah satu jam ia sampai ketika kami baru selesai sholat isa di masjid.

Baca Juga :  Puri Jaya Batavia Splash Water Adventure Tangerang


Setelah bertemu sebentar dan ngobrol, kami lanjutkan perjalanan. Karena momennya memang pas dengan maulid nabi, di sepanjang jalan kami melihat banyak sekali Madjid-masjid sedang mengadakan maulid nabi.
Terasa indah melihat masjid-masjid itu, ternyata islam memang menyebar begitu luas di Indonesia, dan banyak orang yang cinta terhadap Rosulullah SAW.


Perjalanan yang panjang melewati Alun-alun parigi, pintu masuk batu hiu, pintu masuk batu karas, pintu masuk grand canyon dan banyak lagi, hingga akhirnya kami sampai di pintu masuk Pantai Madasari.
Alkhamdulillah, dan merasa tenang karena sudah masuk kedalamnya, namun jaraknya sampai ke pantai masih begitu jauh, 20 menit kami baru sampai di pantai, kanan kiri dihidangkan dengan hutan, perumahan, hutan perumahan. Walaupun jarak perumahan satu dan perumahan lainnya begitu jauh, namun rumah disana bisa dibilang bagus-bagus semua. Alkhamdulillah.


Setelah perjalanan yang begitu lama dan penuh dengan penasaran akhirnya kami berhenti di loket pintu masuk, kami membayar 13.000 untuk setiap motor. Pokoknya mau 1 motor ataupun 2 orang, bayarnya tetap 13.000.


Tidak ada satu kilo, kami sudah masuk ke area pantai, suara ombak pun mulai terdengar kerasa di telinga seperti suara gemuruh petir, lampu-lampu hiasan di pinggir pantai pun menambah cantik pemandangan dimalam hari. Sungguh indah sekali bisa sampai di pantai malam hari dengan keadaan selamat dan kondisi badan yang fit, walaupun kami tiba disana jam 10 malam, tapi keadaan disana sangat enak dan menyejukkan.


Setelah sampai dan muter-muter mencari lokasi camping akhirnya kami menemukan lokasi yang cocok dan enak untuk menata tenda, tepat di belakang bibir pantai dan menghadap ke arah matahari langsung dengan harapan esok akan dapat sunrise yang indah.


Pukul 05.00 pagi saya terbangun dari tenda, langsung bergegas menuju mushola untuk melaksanakan sholat shubuh, dimushola cukup lama untuk berdoa dan bermalas-malasan karena mengingat badan masih terasa lelah dan ngantuk. Namun karena ingat sedang berada di tempat jauh akhirnya saya bergegas menuju tenda di pinggir pantai, masuk dan tidur lagi. Haha… ya masih males sekali, setelah dirasa cukup bermalas malasan saya terus keluar tenda dan menuju bibir pantai. Mendekat ke air dan bermain ombak, waktu terus berjalan dan di pantai semakin terang tanpa terlihat apa yang sedang menerangi. Karena mendung melanda akhirnya sunrise pun tidak seperti yang kami bayangkan.

Baca Juga :  Pesan Cinta Kontak Motor


Sebenarnya jauh sebelum kami berangkat, kami sudah memprediksi akan adanya kemungkinan ini, matahari tertutup mendung dan yang terlihat hanya awan hitam, jadi cahaya kuning yang berasal dari matahari langsung tidak bisa terlihat.


Kami tetap bersyukur karena bisa bangun pagi diberi kesempatan untuk sholat subuh oleh Allah dan masih bisa melihat matahari di atas laut walaupun sudah meninggi, namun tetap saja hal ini tidak akan ditemui bila dirumah.


Mensyukuri apapun yang sudah diberi Allah adalah awal untuk menerima pemberian Allah yang lebih besar lagi.


Setelah menikmati pantai dipagi hari dengan penuh semangat, kami akhirnya putuskan untuk berkeliling pantai, melihat ada apa saja disana, munkin ada pelajaran baru ataupun ilmu baru yang bisa diambil.
Dan benar setiap perjalanan selama menyajikan pelajaran baru dan menghasilkan inspirasi yang baru.


Keadaan pantai yang begitu berbeda dengan pantai-pantai yang lain mengingatkan kami betapa besarnya kuasa Allah. Disaat pantai sama-sama dilaut yang sama namun keadaan dan kondisi alamnya berbeda, begitupun masyarakatnya dan tradisinya.


Saat berjalan kami menemui sebuah batu yang mengambang, dan tentunya ini hal baru bagi kami, karena sangat jarang kami menemui batu itu, entah datangnya dari mana. Kami coba iseng lempar ke laut, eh tanpa perlu waktu lama batu itu pun kembali.


Setelah cukup lama berjalan dan bercanda di pantai, kami putuskan untuk kembali ke tenda untuk ngopi-ngopi dan masak. Mengingat perut sudah mulai lapar, jadi harus segera diberi asupan. Karena jika sampai telat makan, takutnya akan berdampak pada kesehatan. Percuma sekali perjajalan kita jika malah menganggu kesehatan.


Jangan sampai jalan-jalan ataupun refreshing kita malah berdampak negatif, karena niat kita jalan-jalan selain untuk mentadaburi alam adalah untuk merehatkan badan kita supaya lebih fresh ketika kembali bekerja dan beraktivitas malah berakhir dengan kesehatan yang memburuk yang palah mengganggu aktivitas kita.


Setelah makan dan minum sambil ngobrol, kita putuskan untuk berkemas dan pulang.

untuk yang ingin tahu gimana vidionya, silahkan klik vidio dibawah ini

Harap Matikan AdBLock Iklan Atau Gunakan Browser Yang Mendukung Iklan