Bismillahirrahmanirrahim, selama manusia hidup di dunia ini, terutama orang-orang muslim sangat familiar dengan kata-kata ini, ” Ana Uhibbuki Fillah ” aku mencintaimu(seorang perempuan) karena Allah, atau ” Ana Uhibbuka Fillah ” aku mencintaimu(seorang laki-laki) karena Allah.
kata-kata yang sederhana namun sangat indah di dengar. Apalagi ketika muda mudi mengatakannya pada lawan jenisnya. seakan-akan adalah sebuah ungkapan yang romantis melebihi kata romantis apapun.
sebenarnya tidak salah ketika seseorang perempuan ataupun laki-laki mengucapkan ini pada pasangannya, cuma akan aneh kita dengar dan salah ketika seseorang yang belum halal mengatakan ini. Karena bukan tempatnya dan tidak diperbolehkan.
sebelum membahas lebih jauh, awal mula sebuah kata Ana Uhibbuka Fillah, sebenarnya adalah ungkapan sahabat Rasulullah SAW yang mengatakannya kepada sahabat Rasulullah SAW yang lain. sebagai bentuk rasa cinta sahabat nabi kepada sahabat nabi yang lain dan kepada Rasulullah SAW bahwa mereka mencintai satu sama lain karena Allah.
Dengan bersahabat dan berteman karena Allah, hal itulah yang akan mengantarkan mereka semua kepada surganya Allah bersama-sama, karena jika mereka berteman dan bersaudara dengan alasan lain, alasan itu akan memisahkan mereka di akhirat nanti.
Itulah pentingnya kenapa kita harus berteman dan bersaudara memang benar-benar karena Allah, dan bukan karena makhluk, uang, jabatan dll.
Allah menyuruh hambanya untuk mencintai satu sama lain, tentunya cinta untuk tidak saling menyakiti tetapi untuk bahu membahu satu sama lain untuk saling berbuat kebaikan dan bersama-sama menggapai ridho Allah.
dulu, ucapan Ana Uhibbuka/ki Fillah itu sudah terbiasa terdengar diantara sahabat, tapi sekarang akan terasa aneh ketika kita bilang seperti ini ke saudara sesama jenis.
sebagian muda mudi menggunakan kata ini untuk merayu pasangannya, karena hampir setiap orang ingin hubungan mereka nantinya bisa mendekatkan diri kepada Allah, dan ini sudah menjadi tujuan dari pasangan yang menginginkan Sakinah Mawaddah Warohmah.
Namun, disisi lain mereka ingin mendapatkan sebuah keluarga yang sakinah mawadah warahmah, tetapi mereka salah dalam membangun pondasi, hal inilah yang membuat terkadang kata ana Uhibbuka/ki Fillah hanya menjadi sebuah gombalan atau hanya menjadi sebuah kata yang tanpa makna.
Memang bisa saja seseorang memperbaiki pondasi ketika rumah bisa jadi, tapi tentu saja akan memakan dana yang banyak dan biasanya hanya akan menjadi wacana.
Membangun sebuah keluarga yang Sakinah Mawaddah Warohmah, tentunya bukan perkara mudah, harus banyak hal yang kita hindari yang munkin akan banyak tantangannya sehingga seseorang bisa berkata ” Ana Uhibbuka/ki fillah ” dari hati yang paling dalam.
Seseorang yang benar-benar menjiwai kalimat itu adalah seseorang yang benar-benar tanggung jawab, dan menjalankan perintah Allah.
Seperti halnya membangun sebuah rumah tangga yang sesuai dengan perintah Allah, seperti halnya yang di Contohkann Sayyidati Fatimah dan Sahabat Ali bin Abi Thalib R.A
Dimulai dengan hal baik, dengan akhir yang baik, ketika muda Sahabat Ali gigih dalam berhidmah, dan dalam doanya Sayyidati Fatimah tanpa sepengetahuan Ali R.A ia menyebut namanya dalam doa yang ia panjatkan untuk disatukan.
atas izin Allah Seorang yang sholeh dan alim di satukan tanpa mereka sadari dengan cara Allah yang begitu indah.
Mereka adalah hamba-hamba Allah yang saling mencintai karena Allah. mereka saling mencintai, tapi mereka tahu mereka tidak bisa bersama sebelum akad di ucapkan. mereka sangat gigih memegang agama Allah, sehingga mereka tidak mau mengingkari perintah Allah.
Dan keluarga mereka adalah keluarga yang diridhoi dan penuh dengan kasih sayang Allah, dan keluarga mereka adalah keluarga yang dekat dengan Allah.
bukankah impian keluarga para umat islam adalah semakin dekat dengan Allah? maka sudah sepantasnya untuk belajar dari beliau. Karena adanya tenang dalam cinta dan keluarga berasal dari Allah, sudah sepatutnya dan sepantasnya mencontoh mereka jika mereka benar-benar mencintai karena Allah.
jika seseorang yang mencintai pasangannya karena Allah, mana mungkin mereka melanggar perintah Allah dengan sengaja.
Seseorang yang mencintai karena Allah, ia akan selalu punya alasan untuk selalu bersama. Karena Allahlah yang menyuruh manusia menjalin cinta dengan pasangannya dan membangun rumah tangga sesuai dengan apa yang Allah perintahkan.
dalam sebuah hubungan rumah tangga pastinya akan ada sebuah gejolak dan pertengkaran. Sebuah rumah tangga yang dilandasi akan cinta karena Allah, ia akan mengerti dan tidak akan dzolim sekalipun dalam bertengkar, dan atas izin Allah, Allah tidak akan membiarkan pertengkaran itu menjadi panjang. dan Jika orang yang mencintai karena Allah, ketika perasaan mereka sedang membaik, maka mereka akan saling menunaikan kewajiban mereka satu sama lain dengan penuh keikhlasan dan keimanan. Sehingga apa yang mereka lakukan akan bernilai ibadah yang lebih di mata Allah,
Wallahu’a’lam, semoga kita selalu di jadikan seseorang yang mengikuti ajaran nabi kita, dan dipertemukan dengan jodoh yang sama-sama menuju Jannahnya Allah.
tidak ada keluarga yang indah kecuali keluarga yang selalu mengingat Allah dalam setiap harinya. dan keluarga yang mengingat Allah adalah keluarga yang dibangun di atas ridho Allah.