Cerpen

Cerpen : Di Seduh dan Penyembuh Hati Yang Patah Eps 1

200
×

Cerpen : Di Seduh dan Penyembuh Hati Yang Patah Eps 1

Share this article

Bismillahirrahmanirrahim,
Suatu ketika saya pergi ke tempat kios dimana tempat teman saya berjualan mie ayam. Dengan ngobrol yang panjang tanpa henti yang di lanjutkan selalu dengan bait-bait obrolan yang lain.

Setelah begitu lama mengobrol saya di tawari untuk menyeduh kopi, ” Waw, boleh juga nih, ini yang saya tunggu-tunggu ” ucap batin saya di barengi dengan ucapan ” Oke, iya nanti saya buat sendiri ” ucapku.

Scrool Down
Scrool Down To Continue Reading..

setelah ucapan itu tiba-tiba datang seorang pelanggan dengan motor yang ia tumpangi dan memesan sebuah dagangan yang temanku jual. Seketika obrolan itu terhenti karena temanku harus melayani pelanggan yang baru saja datang.

” Mas buat kopi sendiri yah, jangan malu-malu. kayak sama siapa ” ucap teman saya kepadaku sambil pergi untuk menyiapkan pesanan pelanggan.

Setelah itu saya hanya berdiam di tempat duduk depan kios, dan dalam hati kembali berkata, ” Waw… saatnya beraksi ini ” dalam batinku, hehe…

Kopi memang menjadi sebuah minuman kesukaan dan favorit bagi saya, namun tidak bisa di konsumsi terus menerus setiap waktu. Karena efek samping terlalu banyak minum kopi biasanya akan berpengaruh pada lambung.

seperti sebuah cinta, terkadang jika terlalu banyak mencintai juga akan mempengaruhi pandangan orang lain terhadapmu. dalam hal ini kepada lawan jenis.

eh terlalu nglantur, moon maaf, suka terbawa aja kalau masalah perasaan, hehe…

eh, terus apa hubungannya antara kopi dan hati yang tersakiti? ya nggak ada hubungannya. ini lagi saya coba hubung-hubungin… hehe…

lanjut cerita, setelah teman saya menyuruh saya membuat kopi, saya langsung aja membuat tanpa pikir panjang. Dan ternyata memang benar, walaupun saya membuat sendiri kopi itu tetap aja rasanya kayak biasanya. Pahit, dan tanpa ada keraguan memberikan sedikit rasa manis. Tapi itu terang-terangan, jadi ya sudah. Kan emang sifat kopi seperti itu, gak ada yang di tutup-tutupi.

kopi pun sudah selesai kubuat, dan tinggal menikmatinya saja, dalam hati ” ada yang kurang nih, apa yah, oh iya, rokok ” ya sejak hati ini patah, entah mengapa hidupku sedikit bergantung pada rokok. Harapanku ini hanya sebuah pelampiasan rasa kecewa saja, dan semoga kedepan bisa kembali menghindari rokok.

dan setelah sekian lama duduk, sambil menatap kopi, dan sesekali menyeruputnya. Setelah lama menatap, tidak lama teman saya selesai melayani pembelinya, dan kembali mendekat duduk di samping saya, dan tak lama ” Ini yog, cari rokok dulu ” saya pun menjawab ” ini kan dah malam, jam 10 mana mubkin ada warung buka? ” di tempat saya, di desa memang sangat cepat sekali toko-toko tutup. Walaupun begitu saya tetap memcoba mencari warung, padahal dalam hati saya, ” Kebeneran sekali ini, ternyata Allah maha baik, membatin aja Allah tahu “.

Bersambung…

Harap Matikan AdBLock Iklan Atau Gunakan Browser Yang Mendukung Iklan